Senin, 24 Januari 2011

tersentak

malam-malam lagi. kenapa judulnya tersentak? ya karena memang tersentak, jadi sedih. malu sama diri aku sendiri. malu sama kehidupan aku yang selanjutnya.

jadi tadi gini. adek aku lagi browsing tentang universitas di laptop aku. dia searching tentang teknik fisika, teknik material, teknik industri di universitas terkemuka di Indonesia. bukan hanya di Indonesia, di luar negri juga, seperti di Nanyang dan MIT. aku bantuin dia nyari jurusan yang bagus, buka ini buka itu, klik sana klik sini, buka ITB, UI, UGM. ngobrol apa aja yang bagusnya buat dia. sampai akhirnya aku nanya ke dia, 

aku    : adek mau kuliah dimana?
adek  : pengennya di Nanyang. (jawab dengan gak pasti sih)
aku    : kenapa? kenapa gak di UI aja? UI kan bagus juga..
adek  : nggak ah, susah peluang masuk NASA kalau masuk univ lokal
aku    : NASA? kenapa harus NASA?
adek  : itu cita-cita aku. tentu itu duluan yang aku kejar.

jawaban yang pendek. simpel. tapi ngena. ngena ke aku. langsung diam. karena sumpah demi allah. tertohok banget dengarnya. aku langsung mikir, cita-cita? aku punya cita-citakah?kalau iya apa cita-cita aku? 
aku sndiri gak pandai jawabnya.. kenapa? karena cita-cita aku udah aku kubur dalam dalam. bicara tentang cita-cita mau gak mau otak aku mutar ke dua tahun yang lalu. di saat aku lagi bingung-bingungnya dengan milih jurusan apa buat aku.

aku bukannya gak punya cita-cita. aku punya. sangat punya. aku bercita-cita jadi dokter. aku suka liat dokter. aku suka liat dokter  mengobati pasiennya. aku suka bau rumah sakit. aku suka bau obat-obat. aku suka semua tentang dokter. aku suka biologi. walaupun aku takut dengan darah dan mayat tapi itu gak sedikitpun mengurangi keinginan aku untuk menjadi dokter. asal muasal aku ingin jadi dokter karena dulu waktu aku kecil, aku sering sakit mata, aku bayi tokso (sejenis penyakit karena bulu kucing) jadi harus rutin check mata untuk melihat apakah ada tanda-tanda aku juga mengidap penyakit tokso seperti papa mama. keseringan datang ke rumah sakit dan bercengkrama dengan dokter disana membuat aku jatuh cinta dengan dokter. aku bercita-cita jadi dokter. dokter mata. 

tambah lagi dengan lulusnya uda aku di UGM tahun 2004. saat itu aku kelas 6SD. aku ikut mengantarkan uda pindah ke jogja. melihat UGM dan hal-hal lainnya membuat aku juga berkeinginan lulus UGM seperti uda. jadilah aku hidup beberapa tahun kedepannya dengan impian aku kuliah di UGM dan aku jadi dokter. aku lebih sering belajar biologi dan kimia. nilai-nilai aku juga bagus di dua mata pelajaran itu. mama papa tau aku pengen jadi dokter dan kuliah di ugm. tau. 

sampailah aku di tahap aku akan masuk universitas. kelas 3 SMA. suatu massa tersulit selama aku hidup. saat aku benar-benar harus merasakan yang namanya kecewa dan berlapang dada. sakit. sangat sakit. sekarang aja waktu aku lagi nulis ini sakit itu terasa lagi. mama papa gak izin aku kuliah di UGM dan FK. papa mama gak izin aku kuliah di jawa dan masuk FK. tidak mengizinkan. tidak merestui. kenapa?
1. karena alasan aku anak perempuan satu-satunya. aku tidak dilepas kuliah sndirian disana.
2. karena FK. FK kuliahnya lama dan membutuhkan dana yang lumayan besar

oke. alasan yang dulu sangat tidak bisa aku terima. aku ngalah dengan mau kuliah di UNAND tapi tetap FK. tetap tidak boleh. karena kuliahnya lama (kata mama) aku gak peduli. aku tetap ikut tes UGM. aku ingat dulu aku ikut tes PBS UGM. pilihan pertama aku FKG dan pilihan kedua planologi. aku belajar serius. semaksimal mungkin. bahkan melebihi kapasitas untuk belajar UN. semua pikiran aku tersita untuk PBS. yang ada dalam otak aku saat itu adalah yang penting aku lulus UGM. apapun itu jurusannya. hari ujian, aku kerjakan dengan sebaik mungkin. pengumuman. aku gak lulus dua-duanya!!! tidak lulus. ya, tidak lulus. 

aku gak bisa gak nangis. satu hal yang tersulit dalam hidup aku. nahan nangis. aku benar-benar sampai ke satu titik dimana rasanya aku udah gak kuat lagi untuk berdiri. aku masuk kamar. berbaring. menangis. gak pake suara. ya allah, itu benar2 sakit. HP aku bergetar, sms masuk berbondong-bondong. satu sms yang buat nangis aku tambah keras, **** , teman aku yang hanya iseng-iseng ujian PBS UGM lulus. sementara aku yang udah mati-matian? hidup mati aku UGM, gak lulus. aku nangis yang bener-bener nangis ini. 2 jam aku nangis, sampai paginya mata aku tinggal segaris karena saking bengkaknya. aku tetap pergi sekolah walaupun sebenarnya sangat gak kuat melihat teman-teman aku yang lulus UGM nanti. ternyata benar, sampai disekolah tangis aku pecah lagi karena aku dipeluk sama mayang lola oneng. aku benar-benar kecewa. sedih. marah. semua jadi satu. susah buat nerima keadaan saat itu. susah buat nerima kenyataan, aku gak lulus. aku gak bisa ngewujudin impian aku. 

sampai aku ikut UTUL UGM, aku lupa apa pilihan aku, tapi tidak FK. tetap tidak lulus. saat itu aku mulai nyerah dan belajar nerima keadaan. aku daftar PMDK UNAND. pilihan aku Teknik Industri dan THP. suatu pilihan yang benar-benar sembarang pilihan. aku gak pernah lagi peduli dengan apa pilihan aku. aku urus semuanya, aku kirim. dan aku lupakan pmdk unand. aku tidak ingat aku ikut pmdk unand. bukan apa-apa , tapi saat itu aku udah kecewa sehingga gak peduli apa yang akan terjadi. 

takdir berkata lain. aku lulus PMDK UNAND. Teknik Industri. Mama papa amatlah senang, mama meluk aku begitu eratnya, papa senyum nyelamatin aku. aku? cuma nelan ludah dan berbisik disinikah takdir aku? air mata aku meleleh. aku berdoa ya allah aku bukannya gak bersyukur atas apa yang engkau beri, tapi aku tidak ingin ini ya allah. dua malam aku menangis. sempat aku berpikir untuk menolak PMDK ini, tapi apa daya PMDK tidak boleh ditolak. terlebih lagi melihat ekspresi bahagia papa mama, semakin membuat aku disebuah kenyataan inilah takdir aku sekarang. aku harus terima.

menjelang daftar ulang PMDK , aku banyak mendapat kabar teman-teman aku lulus di UGM dan di FK mana aja. aku ikut bahagia, dan juga menangis. kenapa mereka bisa mendapatkan apa yang mereka mau, sementara aku tidak? gak pernah mudah menerima suatu keadaan. gak pernah. sekuat apapun aku mencoba, aku tetap berpikiran FK, FK dan UGM. aku rapuh , goyah, benar-benar goyah. sampai mungkin Allah mempertemukan aku dengan dia. namanya dian, adek kelas aku , dia akselerasi, skrg di ITB. aku ceritakan semuanya ke dia, semua-muanya sedetail-detailnya, dia mendengarkan dengan seksama. sampai dia menjawab dengan suatu kalimat mujarab yang sangat ampuh buat aku

"yang harus Nana ingat, Allah papa dan mama sayang sama Nana, Allah tidak pernah memberi hambaNya dengan apa yang diinginkannya tapi apa yang dibutuhkannya. percaya, itu yang terbaik dari Allah buat Nana. Belajar buat dewasa dan terima takdir, karena gak selamanya apa yang kita inginkan itu yang terbaik buat kita, karena Allah-lah yang paling tau apa yang terbaik buat Nana"

air mata ku ngalir dengarnya, tapi hati aku tenang. aku seperti punya kekuatan lagi untuk selanjutnya. aku kembali tegak,  aku percaya dengan yang namanya takdir. berusaha untuk mempercayai. karena inilah pilihan allah buat aku. ini pilihan Allah lho, allah sendiri yang milihin buat aku, karena dia tahu aku bisa sukses disini dengan semua kemampuan aku.

dan disinilah aku sekarang. di Padang, kuliah di UNAND, Jurusan Teknik Industri. aku masih berusaha untuk menerima keadaan. toh semua butuh proses,kan? yang diperlukan hanyalah sebuah kesabaran dan berlapang dada dan percaya, semua akan indah pada waktunya :')

2 komentar:

  1. blogwalking! hehe
    just read this post. masing-masing kita punya cerita masing-masing tentang pilihan universitasnya. :)

    btw, sukses ya untuk adiknya!

    BalasHapus