Rabu, 07 Maret 2012

trying to forgive

udah jam 12 malam lewat 10 menit. sebenarnya besok pagi UTS ALban, tapi seperti biasa aku gak mood belajar. ujung-ujungnya baca novel. dan ternyata salah sekali aku memilih buat baca novel malam ini karena cerita novelnya so sweet banget dan sangat rugi jika terputus di tengah jalan. alhasil aku lebih memilih membaca novel dibanding slide .__.

setelah selesai baca novelnya aku lebih memantapkan diri, mutusin untuk berhenti berlari, berhenti bersembunyi. berhenti sembunyi dari ini semua, berhenti ketakutan dan berhenti berlari. karena dengan kita berlari dan bersembunyi bukan berarti kita bisa mengatasinya, kita hanya berlari berusaha menghindar tapi ada inisiatif menyelesaikannya. masalah itu tetap ada bercokol disana, tetap menggumpal bahkan lama kelamaan semakin membesar dan membusuk, semakin bercokol disana. jika aku terus berlari siapa yang akan menghapusnya?

memang sakit menghadapinya lagi, perlu muka untuk menghadapinya. tapi ketahuilah bahwa kita bukan pencundang jika melakukannya. bahkan kita pahlawan berjiwa besar karena bisa menerima kekalahan dengan hati terbuka karena butuh keberaniannya untuk melakukannya. 

memaafkan. ya itu satu-satunya cara untuk bisa kembali berdamai dengan hati. hati dan otak tidak pernah bisa sinkron, tidak pernah bisa selaras, tidak pernah bisa bersatu. pasti selalu ada yang kalah dan menang. banyak orang yang lebih memilih hati dibandingkan otak. aku salah satunya. dan inilah yang aku dapatkan. kecewa luar biasa. kehilangan yang sungguh menyakitkan. rasa sakit yang menggumpal menjadi trauma berkepanjangan. bukan lebay, tapi memang begitulah keadaannya. terlalu takut untuk memulai kembali, menghadapi bahkan sekedar melihatnya. bukan salah siapa-siapa dan apa-apa. tapi memang begitulah jalannya, itulah takdirnya.

sempat berpikir untuk terus sembunyi, terus menciptakan suatu yang baru, menipu diri sendiri kalau semua bakalan baik-baik aja kok. toh sebelumnya juga kayak gitu kan? semua bakalan kembali normal dengan cara aku yang kayak begini. tapi ternyata salah. salah besar. hal itu bukan hilang, tapi kita berusaha menutup-nutupinya dengan berbagai macam cara. menciptakan cerita bohong dengan tujuan itu bakalan hilang. tapi trnyata nggak. itu tetap ada seberapapun jauh kita berlari, menyembunyikannya. karena yang kita lakukan bukan menyelesaikannya, tapi menutupinya. bahkan dengan cara seperti ini serasa dihantui, dibayang-bayangi oleh ketakutan yang tidak jelas. 

terlalu lama menutupi, berlari, ternyata capek juga. seperti membawa beban berat dipundak. serius. hidup penuh dengan bayang-bayang itu tidak enak. karena itu aku sadar, belajar memaafkan, perlahan-lahan. kebaikan pasti insyaallah akan menang. berdamai dengan keadaan, berdamai dengan suasana dan yang lebih penting berdamai dengan hati dan perasaan sendiri. semoga aku bisa, aku harus bisa :")

Tidak ada komentar:

Posting Komentar